Sebelumnya saya pernah post tentang diterimanya saya sebagai penerima beasiswa JSPS Ronpaku ke Jepang. Tapi sejak saat itu, saya belum juga dapat undangan untuk berangkat ke Jepang. COVID-19 adalah salah satu penyebabnya. Pemerintah Jepang memang sempat membatasi akses masuk ke Jepang untuk pendatang. Mahasiswa penerima beasiswa pemerintah Jepang mungkin dapat kelonggaran untuk bisa masuk ke Jepang. Namun, nampaknya itu tidak berlaku untuk penerima beasiswa JSPS Ronpaku seperti saya. Dua tahun lebih saya harus menunggu undangan dari sensei saya untuk berangkat ke Jepang. Hopeless? Sudah tentu. Bahkan sempat ada keinginan untuk coba peruntungan yang lain.
Hingga akhirnya pada pertengahan November 2022 kemarin, saya terima email dari sensei saya yang berisi undangan untuk berkunjung ke Jepang di awal 2023 ini. Tawaran yang sangat saya nantikan sejak lama. Tapi, anda mungkin paham betul kondisi kerjaan di akhir tahun kayak gimana. Numpuk puk puk. Saya sampai baru bisa cek dokumen-dokumen di pertengahan Desember kemarin. Dan ternyata, satu hal penting: paspor saya akan habis di Mei 2023. Sesuai persyaratan pengajuan Visa, bahwa paspor harus masih punya masa berlaku setidaknya 6 bulan, maka harusnya saya sudah perpanjang paspor saya sebelum mengajukan Visa dan berangkat ke Jepang.
Maka segera saya cari info tentang perpanjangan paspor. Ternyata sekarang proses perpanjangan paspor harus via aplikasi M-Paspor. Dan masalah pun muncul. Kuota pengurusan paspor di Kantor Imigrasi Bogor, kantor imigrasi terdekat dengan domisili saya, sudah habis. Dan baru akan dibuka lagi di awal Januari 2023. Glek! Udah mepet banget itu mah. Pada post ini, saya akan share pengalaman saya mengurus perpanjangan paspor beda domisili. Bagaimana prosedurnya?
Harus ke Jogja
Ada sedikit penyesalan karena tidak cek dokumen-dokumen sejak awal sensei email saya. Andai waktu itu saya segera cek dokumen, harusnya waktu lebih fleksibel. Tapi belum putus asa, saya cari lokasi terdekat di sekitar Jabodetabek. Hasilnya nihil. Semua penuh! Akhir tahun nampaknya memang lagi rame-ramenya orang ngajuin pembuatan dan perpanjangan paspor. Mau pada liburan keknya. Trus nasib saya gimana ini? Saya cari lagi lokasi lain, kota demi kota, sampai akhirnya dapatlah di Kantor Imigrasi Pangkalpinang. Alamak, ngapain pula ke Pangkalpinang sana. Saya cari lagi, dapatlah di Kantor Imigrasi Kelas I Yogyakarta. Cocok nih! Daripada ke Pangkalpinang, mending ke Yogya. Ya nggak sih? Saya mikirnya kalo ke Yogya bisa ditempuh dengan naik bis atau kereta, pastinya lebih murah daripada harus naik pesawat terbang ke Pangkalpinang. Lagipula, bisa sekalian liburan. Ya kan ya kan?
Slot terdekat dengan kuota pendaftaran yang masih tersedia di Kantor Imigrasi Kelas I Yogyakarta adalah 27 Desember 2022. Seminggu setelah saya daftar. Dengan perhitungan perkiraan lamanya proses sekitar 3 hari, saya pikir itu sudah pas. Beres paspor, langsung bisa urus Visa di tanggal 4. Pengurusan Visa ini juga ada ceritanya, akan saya share di post yang lain.
Maka segera saya kabari istri: “Dek, kyknya aku harus ke jogja”. Disertai dengan screenshot bukti pendaftaran di M-Paspor.
Pastinya istri kaget, kenapa harus ke Jogja, masa nggak bisa diurus di Bogor aja. Setelah saya jelaskan duduk perkaranya, akhirnya istri paham. “Ya udah, sekalian liburan akhir tahun aja”, gitu katanya.
Tapi saya nggak pasrah gitu aja. Saya masih penasaran, barangkali masih bisa urus di Kantor Imigrasi Bogor. Ada teman yang sarankan begitu juga, tapi memang harus datang pagi-pagi sekali. Maka besoknya, saya berangkat ba’da subuh ke Kantor Imigrasi Bogor. Sampai disana, ternyata sepi, nggak ada orang sama sekali. Terakhir saya urus perpanjangan paspor disana seingat saya juga datang pagi sekali, dan kondisi sudah banyak yang antri. Tapi kali ini beda, cuma ada security yang akhirnya cegat saya di portal depan. “Belum buka pak?”, tanya saya. “Belum pak, jam 8. Bapak sudah booking antrian? Sekarang antrian nggak ada lagi yang on the spot pak. Cuma lewat aplikasi”, jawab pak security, sangat informatif. Saya kecewa sekaligus puas. Kecewa karena nggak bisa urus di Bogor dan harus jauh ke Jogja, tapi sekaligus puas karena jadi bisa liburan akhir tahun ke Jogja. Hehe…
Segera saya pesan tiket bis ke Jogja. Andalan saya tentu saja Traveloka. Di Traveloka sudah ada beberapa PO bus yang bisa dipesan. Sudah sangat maju dibanding saat saya masih kuliah dulu. Pesan tiket bus via online masih jauh dari angan-angan. Report trip saya dengan bis dari Bogor ke Jogja akan saya share nanti.
Saya akhirnya berangkat ke Jogja dengan bus Agra Mas, dari terminal Bubulak. Tiba di Jogja tanggal 27 Desember jam 3 pagi. McDonald Terminal Jombor jadi tempat istirahat saya, setidaknya sambil menyusun strategi. Kudu ngapain nih di Jogja jam 3 subuh. Habis 1 burger dan 1 cup americano, akhirnya saya dapat wangsit untuk cabut ke Masjid Kampus UGM. Sekalian main ke UGM deh, pikir saya. Terakhir saya main ke kampus UGM waktu saya masih kelas 3 SD, lama banget. Berangkatlah saya ke masjid kampus UGM dengan GoJek. Disana saya sholat subuh, sekalian numpang mandi. Merasa sudah cukup ganteng, jam 7:30 saya berangkat meninggalkan kampus, cari sarapan dulu, lalu langsung menuju kantor imigrasi. Kantor Imigrasi Kelas I Yogyakarta ada di dekat Bandara Adi Sutjipto. Nggak jauh dari terminal Jombor dan juga Kampus UGM (eh, apa jauh ya?). Saya sengaja pilih turun di Terminal Jombor juga karena alasan itu. Daripada turun di Terminal Giwangan yang jauh di selatan.
Dokumen yang Perlu Dipersiapkan
Jadi, dokumen apa saja yang perlu dipersiapkan untuk mengurus pembuatan atau perpanjangan paspor beda domisili?
Sebenarnya, proses pembuatan atau perpanjangan, atau juga penggantian paspor karena rusak atau hilang, bisa dilakukan dimana saja. Tidak harus sesuai alamat domisili. Jadi, dokumennya ya sebenarnya sama aja. Nah, kalo mau urus penggantian paspor karena habis masa berlaku seperti saya, apa saja dokumennya?
- Paspor lama (asli). Inget, harus asli ya. Bukan fotocopy
- e-KTP asli dan fotocopy. Fotocopy-nya harus pada selembar kertas A4. Jangan dipotong!
- Surat keterangan dalam proses. Bagi yang masih menunggu proses pembuatan e-KTP
- Surat pengantar menuju KANIM yang didapat dari M-Paspor. Ini bisa kamu download di aplikasi M-Paspor setelah melunasi pembayaran
Andai ada dokumen yang terlupa, misalnya fotocopy e-KTP, mau bisa manfaatkan fasilitas akses data yang ada di kantor imigrasi. Ada 1 unit komputer yang terkoneksi internet, kamu bisa akses data pribadimu dan cetak langsung disana. Atau kalau datanya sudah ada di flashdisk, ya tinggal cetak aja.
Satu hal lagi yang harus kamu siapkan adalah materai 10ribu. Nanti akan ada semacam surat perjanjian yang harus ditandatangani di atas materai.
Ada juga form yang harus diisi. Form ini cukup lengkap, sampai ada isian untuk data orangtua kita (ayah dan ibu). So, akan lebih baik kalo kamu sudah siapkan data mereka. Apa saja yang perlu kamu catat? Nama ibu bapakmu, tentu saja, masa iya lupa. Tempat dan tanggal lahir mereka, dan alamat domisili. Selain data orangtua, ada juga data pasangan kita. Bagi yang sudah menikah, isikan data lengkap pasanganmu. Terutama kontak, karena informasi ini akan dibutuhkan nanti pada kondisi emergency. Gimana kalo yang belum menikah? Cuma ada pacar? Ya nggak perlu juga bro. Makanya halalin dulu, baru bisa diinput di data paspor. Gitu!
Alur Prosesnya
Prosesnya sebenarnya nggak njelimet. Gampang dan simpel banget.
- Pertama masuk, ambil nomor antrian sesuai keperluan. Antrian untuk proses pembuatan dan penggantian (karena habis masa berlaku, hilang atau rusak) akan diberi kode antrian yang diawali huruf E.
- Security akan beri form sesuai keperluan kita juga. Isi form itu sambil menunggu nomor antrian dipanggil. Juga ada map warna kuning yang bisa kita pakai untuk menyimpan dokumen kita. Jangan lupa tulis nama kita di map itu.
- Petugas di bagian pemeriksaan dokumen akan memanggil nomor antrian satu per satu. Saat tiba nomor antrianmu dipanggil, maju dan serahkan form yang sudah diisi. Makanya ngisinya jangan kelamaan ya.
- Setelah diperiksa, petugas akan memberi nomor antrian baru yang diawali dengan kode D. Antrian ini adalah untuk ke meja foto dan wawancara. Silakan tunggu sampai nomor antrianmu dipanggil petugas. Ruangan foto dan wawancara terpisah dan tertutup pintu. Yang boleh masuk hanya yang sudah dipanggil petugas saja. Jadi jangan nyelonong masuk ya. No no no.
- Setelah dipanggil, masuklah ke ruang foto dan wawancara. Petugas akan tanya beberapa hal standar. Misalnya, apa tujuan kita buat paspor. Ya, jelasin aja apa adanya, ya kan. Nggak perlu lebay, nggak perlu takut juga. Petugas cuma konfirmasi aja kok. Setelah itu, kita diminta scan sidik jari, lengkap 10 jari tangan kita. Kaki sih nggak. Beres sidik jari, lanjut foto. FYI, paspor yang baru saya terima berlakunya 10 tahun, beda dengan paspor sebelumnya yang cuma 5 tahun. Apakah memang beda ya antara paspor biasa dengan paspor elektronik? Komen di bawah kalo kamu tau ya. Nah karena berlakunya cukup lama, jadi pastikan penampilanmu cukup enak dipandang ya.
- Setelah itu, petugas akan beri kita bukti pengambilan. Proses perpanjangan (atau mungkin juga pembuatan) paspor memakan waktu sekitar 3 hari kerja. Waktu itu karena terpotong libur tahun baru, paspor saya baru jadi 6 hari kemudian.
Pengambilan Paspor Baru
Paspor baru saya baru jadi tanggal 3 Januari 2023, barusan banget tadi sebelum saya publish post ini. Dan lagi-lagi saya harus ambil sendiri ke Jogja. Niatnya waktu itu saya mau titip adik ipar yang kebetulan juga kerja di Jogja. Tapi karena jadinya baru tanggal 3, dan tanggal 4 (besok) saya sudah harus buat Visa, jadi impossible kalo saya nitip. Paling mungkin ya saya jemput sendiri. Ngebolang lah lagi saya ke Jogja. Berangkat tanggal 2, putar balik lagi tanggal 3 menuju Jakarta untuk urus Visa besoknya. Fyuh…
Dan inilah paspor baru saya…
So, itulah pengalaman saya mengurus perpanjangan paspor beda domisili. Pendek kata, prosesnya nggak sulit kok. Gampang banget. Asalkan dokumen kita lengkap, prosesnya mah gampang.
Sekarang saya sedang bersiap kembali ke Jakarta untuk mengurus Visa besok. Saya akan share pengalaman mengurus visa Jepang di pos selanjutnya. Bye bye!
p.s. Perjuangan perpanjangan paspor sampai 2 kali bolak-balik Bogor-Jogja ini akan jadi kenangan. So, izinkan saya berfoto di depan Kanim Yogyakarta.