Tatap Muka yang Dirindukan

Makhluk kecil yang berdampak besar. Corona Virus, dengan Corona Virus Disease (COVID-19), penyakit yang disebabkannya. Dampaknya sedunia. Semua lini kehidupan dibuat pusing olehnya. Dari bisnis liliput, sampai korporat raksasa. Semua lumpuh. Tak terkecuali, dunia pendidikan.

Dua tahun lebih kami merasakan perkuliahan online. Kami dipaksa makhluk mungil “menggemaskan” itu untuk tatap muka secara virtual. Semua jadi sangat tergantung dengan teknologi. Permintaan pasang baru internet di rumah tangga jadi meningkat drastis. Semua siswa sampai mahasiswa jadi harus berhadapan dengan layar laptop seharian. Satu hal yang mungkin sebelumnya belum tentu mereka lakukan, di masa normal. Dulu.

Jenuh. Tentu saja. Dua tahun harus menjalankan aktivitas secara virtual, bukan hal yang menyenangkan. Banyak hal yang sulit didapatkan dari perkuliahan online. Kesempatan diskusi dengan teman, serunya berlarian mengejar jam kuliah, bercanda di kelas, jajan di kantin kampus, atau sekedar mendengar keriuhan sebelum dosen masuk ruang kelas, itu hampir pasti tidak akan didapatkan dengan kuliah online.

Hei! Bukan cuma mahasiswa. Kami para dosen pun demikian.

Kami bosan. Kami jenuh. Kami lelah harus berhadapan dengan mahasiswa virtual. Ketika kami harus bermonolog di depan layar. Tanpa bisa dengan bebas memantau kondisi mahasiswa. Apakah mahasiswa masih dengan riang memperhatikan apa yang disampaikan dosennya, atau sibuk sendiri dengan aktivitas masing-masing, khas perkuliahan online.

Kami juga rindu itu semua. Aura kelas dengan keriuhan mahasiswa, itu bikin kangen!

Dan pada akhirnya…

Kegiatan praktikum MK Analisis Spasial Lingkungan, kembali diadakan secara offline di ruangan

Kamis, 3 Februari 2022. Kami kembali melaksanakan perkuliahan secara tatap muka atau luring. Ya, bukan virtual, online, atau daring. Yah walaupun tetap ada mahasiswa yang karena paksaan keadaan, tidak bisa ikut memeriahkan kegembiraan itu. Mereka tetap harus ikut secara virtual. But that’s fine!

Itu sudah cukup mengobati kerinduan kami pada kegiatan perkuliahan tatap muka.

Semua yang kami rindukan dari perkuliahan tatap muka, bisa kembali kami rasakan. Riuhnya kelas, aktifnya mahasiswa, adrenaline rush karena harus mengejar jadwal jam 7 pagi, memastikan harus hadir tepat waktu di kelas. Keseruan-keseruan itu kembali bisa kami rasakan.

Walaupun…

Pada akhirnya keseruan itu harus kembali hilang, sementara. Karena si kecil imut itu kembali berulah. Kampus kembali membuat kebijakan untuk menunda semua aktivitas perkuliahan dan praktikum tatap muka. Semua dikembalikan menjadi aktivitas online atau daring. Fyuhh… Here we go again!

Merebaknya varian baru virus itu kembali memaksa kami untuk menahan diri. Gas baru saja diinjak, tapi rem harus kembali ditekan. Kami harus kembali bersabar.

But overall, harapan itu masih ada. Semoga.

Certified remote pilot | interested in research related to geoinformatics, WebGIS, and UAV/drone | research student at Center for Environmental Remote Sensing (CEReS), Chiba University, Japan

Posting Komentar